MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN
HIPOTESIS
Oleh
Kelompok
III
Lili
Indra Mulyani (14179046)
Lisa
Wilanda Putri (14179047)
Mentari
Ritonga (14179048)
Monika
Kurniawati (14179049)
Nurul
Ahadiya Handini (14179050)
Magister Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini sesuai dengan kemampuan
yang kami miliki.
Adapun dalam makalah ini, kami
membahas mengenai “HIPOTESIS” yang menitik beratkan pada: pengertian hipotesis,
jenis-jenis hipotesis, bentuk-bentuk hipotesis, kriteria dan kegunaan
hipotesis, tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum, dan kesalahan
pengambilan keputusan.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan tangan
terbuka demi kesempurnaan penyusunan makalah kami yang selanjutnya. Kami
berharap penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami semua. Amin.
Sekian dan terima kasih, Wassalam.
Padang,
7 April 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari jawaban dari sebuah
persoalan melalui pengumpulan data berdasarkan hasil analisa dalam proses
penelitian. Penelitian dipandang sebagai upaya menjawab pemasalahan secara
sistematik dengan metode-metode tertentu melalui pengmpulan data empiris,
mengolah, dan menarik kesimpulan atas jawaban suatu masalah.
Dalam melakukan penelitian seseorang dihadapkan pada permasalahan dan harus
mencari jalan keluarnya, dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang
relevan. Dugaan atau perkiraan semacam ini biasanya disebut dengan hipotesis.
2.
Rumusan Masalah
1)
Apakah yang dimaksud
dengan hipotesis?
2)
Apa saja jenis-jenis hipotesis?
3)
Apa saja bentuk-bentuk
hipotesis?
4)
Apa saja kriteria untuk hipotesis yang baik?
5)
Apa kegunaan hipotesis dalam penelitian?
6)
Bagaimana tahap-tahap pembentukan hipotesis?
7)
Bagaimana kesalahan dalam pengambilan keputusan bisa
terjadi?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian
yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo=di bawah;
thesa=kebenaran, artinya kebenaran yang masih diragukan. Contoh: Apabila
terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa
(karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata
beberapa saat kemudian hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara
ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan,
maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Jadi, hipotesis dapat disimpulkan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, yang didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empirik dengan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis,
tetapi justru diharapkan dapat ditemukan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya
hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis
statisktik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas.
Selanjutnya hipotesis statistik itu ada bila, penelitian bekerja dengan sampel.
Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.
2.
Jenis-jenis Hipotesis
Hipotesis
dapat di bagi atas dua jenis yaitu :
a.
Hipotesis penelitian (Hipotesis alternatif) atau
hipotesis kerja yang bisa di lambangkan dengan Ha, menyatakan adanya saling
hubungan antara dua variable atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam
hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji
statistic berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.
b.
Hipotesis Nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan
tidak adanya saling hubungan antara dua variable atau lebih, atau hipotesis
yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain.
3.
Bentuk-bentuk
Hipotesis
Bentuk hipotesis penelitian sangat
terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat
eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu : rumusan
masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif
(hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga
yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a.
Hipotesis
Deskriptif
Hipotesis deskriptif
merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan
dengan variabel mandiri. Contoh:
1) Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh coffe. Peneliti ingin mengetahui
apakah ada pengaruh cafein terhadap susahnya tidur seseorang.
-
Rumusan
masalah : Seberapa semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri?
-
Ho : Semangat
belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri = 75% dari kriteria ideal yang
ditetapkan.
-
H1 :
Semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri ≠ 75% dari
kriteria ideal yang ditetapkan.
2) Kepala desa ingin mengetahui sikap penduduk desanya. Kepala desa ingin
mengetahui apakah terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam
menerima kebijakan baru.
-
Rumusan
masalah : apakah terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam
menerima kebijakan baru?
-
Ho : tidak
terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam menerima kebijakan
baru.
-
H1 :
terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam menerima kebijakan
baru
b.
Hipotesis
Komparatif
Hipotesis komparatif
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan
ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampel yang berbeda, atau keadaan itu
terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh :
1) Sebuah toko yang menjual donat yang berasa coklat dan strawbery. Penjual
ingin mengetaui apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau
stawbery. Dari semua pembeli dihari senin berjumlah 50 orang. Dari semua
pembeli diketahui 35 orang menyukaidonat berasa coklat dan 15 orang menyukai
donat berasa strowbery.
-
Rumusan
masalah : apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau stawbery?
-
Ho : tidak
ada perbedaan minat konumen yang lebih menyukai donat berasa coklat atau
strawbery.
-
H1 : ada
perbedaan minat konsumen yang lebih menyukai donat berasa coklat atau
strawberry.
2) Peneliti ingin mengetahui manfaat mind map terhadap hafalan siswa di suatu
SMA . Peneliti berasumsi akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum
memakai mind map dalam menghafal pelajaran.
-
Rumusan
masalah : Apakah akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai
mind map dalam menghafal pelajaran.
-
Ho: Tidak
ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map dalam
menghafal pelajaran.
-
Ha: Ada
perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map dalam menghafal
pelajaran.
c.
Hipotesis
Asosiatif
Hipotesis asosiatif
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh :
1) Seorang peneliti ingin mengetahui sikap sombong terhadap kekayaan. Peneliti
ingin mengetahui apakah ada pengaruh kekayaan dengan sifat sombong.
-
Rumusan
masalah : apakah ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong?
-
Ho: tidak
ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong.
-
Ha : ada
hubungan kekayaan dengan sifat sombong.
2) Peneliti ingin mengetahui sikap anak terhadap minat belajar. Apakah ada
pengaruh game online terhadap minat belajar anak.
-
Rumusan
masalah : apakah ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar
seorang anak?
-
Ho: tidak
ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak.
-
Ha : ada
pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak.
4.
Kriteria dan Kegunaan Hipotesis
Hipotesis
yang baik hendaknya memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Harus dengan
nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
b. Harus jelas,
tidak membingungkan, dan dalam bentuk deklaratif (pernyataan).
c. Harus dapat
di uji secara empires, artinya seseorang mengumpulkan data yang tersedia di
lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
d. Hipotesis
harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
Sedangkan perumusan hipotesis berguna untuk :
a. Memfokuskan
masalah.
b. Mengidentifikasikan
data-data yang relevan untuk di kumpulkan.
c. Menunjukan
bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang akan di gunakan.
d. Menjelaskan
gejala sosial.
e. Mendapat
kerangka penyimpulan, dan
f. Merangsang
penelitian lebih lanjut.
5.
Tahap-Tahap Pembentukan
Hipotesis Secara Umum
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya
timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak
dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan
sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut,
penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2)
Hipotesis pendahuluan
atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis)
Dugaan atau anggapan
sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga
dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesis preliminer, observasi tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu
konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji
coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3)
Pengumpulan fakta
Dalam penalaran ilmiah,
diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta
yang relevan dengan hipotesis preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian
dan ketepatan memilih fakta.
4)
Formulasi hipotesis
Pembentukan hipotesis
dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa
tentang hal ini. Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara
sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur
di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu
pula dilihat hipotesisnya, yang dikenal dengan hukum
gravitasi.
5)
Pengujian hipotesis
Artinya mencocokkan
hipotesis dengan keadaan yang dapat diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi (pembenaran). Apabila hipotesis terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Terjadi falsifikasi (penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesis tidak
sesuai dengan hipotesis, dan jika usaha itu tidak berhasil, maka hipotesis
tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesis yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi
dapat disebut teori.
Apabila hipotesis itu
benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
6.
Kesalahan
pengambilan keputusan
Dalam
pengujian hipotesis selalu dihadapkan pada suatu kesalahan pengambilan
keputusan. Ada dua jenis pengambilan keputusan dalam uji statistik:
a. Kesalahan jenis
I
Kesalahan ini merupakan kesalahan
menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho benar. Artinya menyimpulkan adanya
perbedaan, padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan.
b. Kesalahan
jenis II
Kesalahan ini merupakan kesalahan tidak menolak Ho,
padahal sesungguhnya Ho salah. Artinya menyimpulkan tidak adanya perbedaan,
padahal sesungguhnya ada perbedaan.
Tabel
kesalahan pengambilan keputusan
Keputusan
|
Populasi
|
|
Ho benar
|
Ho salah
|
|
Menerima Ho
|
Tepat
|
Keslahan jenis II
|
Menolak Ho
|
Kesalahan jenis I
|
Tepat
|
BAB III
PENUTUP
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, yang didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empirik dengan data.
Hipotesis
dapat di bagi atas dua jenis yaitu ; hipotesis penelitian (Hipotesis
alternatif) atau hipotesis kerja yang bisa di lambangkan dengan Ha, dan hipotesis Nol (Ho).
Bentuk hipotesis penelitian sangat
terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya,
maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu : rumusan masalah
deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif
(hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga
yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
Hipotesis yang baik hendaknya memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut; harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau
lebih variabel, harus jelas, tidak membingungkan, dan dalam bentuk deklaratif
(pernyataan), harus dapat di uji secara empires, artinya seseorang mengumpulkan
data yang tersedia di lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut, dan hipotesis
harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
Perumusan
hipotesis berguna untuk; memfokuskan masalah, mengidentifikasikan
data-data yang relevan untuk di kumpulkan, menunjukan bentuk desain penelitian,
termasuk teknis analisis yang akan di gunakan, menjelaskan gejala sosial, mendapat
kerangka penyimpulan, dan merangsang penelitian lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung
Mualim, Asep Saipul. 2011. Perumusan
Hipotesis (Online). http://moegrafis.blogspot.com/2011/05/perumusan-hipotesis.html. 7 April 2015.
Wikipedia : Uji Hipotesis.
Diakses tanggal 7 April 2015.

bagus
BalasHapus